Minggu, 20 Maret 2011

Sebuah Tanya

Ada apa sebenarnya dengan bangsa ini, semua orang berteriak lantang mnyombongkan nama besar golongannya, Agamanya, dan nenek moyangnya, tak ada yang mau mengalah, berebut keuntungan dari berbagai kekacauan, padahal semua mengaku beragama, beretika dan berpendidikan, tapi apa yang terjadi sangat kontaras dengan makna berpendidikan, dengan titel yang menempel di depan dan belakang namanya, bertolak belakang dengan ibadah yang mereka lakukan, kata-kata yang mereka ucapkan, semua hanya omong kosong belaka, semua palsu, tanpa makna, semua dilakukan hanya mngejar kekuasaan semata, kedudukan yang tinggi, alat memperkaya diri, melaui jalan menindas sesama, menebar kebohongan. Sedang di pinggiran kota sana ada banyak orang yang menjerit menahan lapar, dan sebagian lainnya bergelimang dalam kebodohan dan kemiskinan.

Inilah wajah bangsa kita, dengan lika-liku hidupnya yang tak menentu, kadang surut, kadang pasang, dan banyak gelombang, yang tercoreng oleh polesan janji palsu para pemimpinnya, yang ternoda oleh ulah biadab para pejabat korup, tertipu oleh bualan para wakil rakyatnya, hingga tak aneh lagi di negri ini tak akan ditemukan seorang pemimpin, yang ada hanya seorang penguasa.

Entah apa yang menyebabkan semua ini terjadi, hingga satu keluarga jadi penguasa, jadi dinasti yang berkuasa, hingga orang yang tak sekolah pun bisa jadi wakil rakyat, yang berijazah palsu pun bisa jadi penguasa, lalu lihatlah rakyatnya, hanya jadi tumbal meraup keuntungan pribadi penguasa, jalan pintas memperkaya kantong sendiri, jembatan untuk korupsi.

Siapa yang salah? Ah kita tak perlu lagi ragu, bahwa yang salah adalah sistem yang dijalankan saat ini, sehingga sistem yang salah akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang salah, dan pola pikir kita yang masih saja belum maju, masih tak pahami arti dari sebuah kemajuan bernegara dan berbangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanggapan