Sabtu, 10 Desember 2011

Yang Terpinggirkan

kau berjalan dalam dekapan keresahan
memikul beban pada setiap langkah yang kau jejaki
meminta dan terus meminta


tak peduli terik membakar kulitmu yang gersang
kau tetap bertahan dengan segala harapan
pada rengekan anak-anakmu yang mengharap sepiring makanan
pada nyanyian pilu istrimu yang memimpikan ketenangan

selaksa hari kau penuhi tubuhmu dengan literan keringat
basah seperti luapan hatimu yang gelisah
tapi  tak kau sesali adanya
saat mereka mengusirmu, menendang tubuhmu
kau hanya merintih tak ada daya untuk melawan

mereka bicara peduli padamu
hanya bicara tanpa guna apa-apa
kau tetap menjadi seonggok luka yang menganga
tak ubahnya mereka hidup dari menjual kau ke mancanegara

tapi teruslah bersabar, itu petuahmu pada anak-anak mu
kelak cahaya yang gilang-gemilang kan kau dapatkan
rayumu pada tiap tetesan airmata buah hatimu…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanggapan