Minggu, 03 April 2011

Bidadari Penebar Rindu

Desahan nafasmu membuat hatiku berbunga-bunga.
Kau senentiasa diam seribu bahasa,
amat sedikit bicara,
membuat pandang matamu semakin menenung.
Kau seakan dekat dan duduk di sisiku,
membuat purnama tampak tak terlalu terang,
dan aku semakin suka suasana remang.

Bagi Zulaikha, Yusuf Sang Pangeran
Bagi `Ali, Fatimah lah Sang Ratu
Bagi Rumi, Syamsuddin lah Sang Maharaja
Bagi Muhyiddin Ibnu Arabi, Fathimah Cordoba lah Sang Ayu
Tapi bagiku kaulah bidadari penebar rindu

Inilah diriku...
Yang tak punya apa pun kecuali rasa mendamba
Yang tak bisa apa pun kecuali meminta
Yang miskin dari apa pun kecuali harapan
Yang tak bersuara apapun kecuali ratapan

Duhai jelitaku,
kau lah satu-satunya keceriaan yang berlimpah,
tak kuasa aku menatap wajahmu yang maha jelita ke segala arah,
juga bibirmu yang demikian indah memerah,
tak kuasa aku mendengar cengkerama diammu
yang membuat jiwaku melayang dalam alam
misteri yang demikian dalam.
Rangkasbitung, Januari `10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanggapan